Kamis, 12 Oktober 2017

Kamu Harus Tahu Penyebab Janin Meninggal Dalam Kandungan Atau Stillbirth

Ibu hamil pasti berharap memiliki kehamilan yang sehat hingga bayi lahir ke dunia dengan selamat. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat membuat janin meninggal dalam kandungan (stillbirth)Dengan mengetahui penyebab-penyebabnya dan cara pencegahannya, kamu bisa mewaspadai kondisi tersebut saat hamil.
Stillbirth adalah kondisi di mana janin meninggal dalam kandungan setelah kehamilan berusia di atas 28 minggu. Kebanyakan kasus janin yang meninggal dalam kandungan terjadi di masa kehamilan atau bisa juga saat proses persalinan berlangsung, meski persentasenya kecil.

Sebenarnya, tidak ada yang tahu penyebab pasti janin meninggal dalam kandungan. Tapi dari beberapa kasus yang terjadi, kondisi ini mungkin disebabkan oleh:
  • Masalah plasenta. Sebagian kasus janin meninggal dalam kandungan kerap dikaitkan dengan plasenta yang tidak bekerja dengan benar. Plasenta merupakan organ yang menyalurkan asupan-asupan penting yang dibutuhkan janin selagi di dalam kandungan seperti aliran darah, oksigen, dan nutrisi. Jika organ ini mengalami gangguan, perkembangan janin dapat terhambat dan mungkin bisa menjadi penyebab ia meninggal di dalam kandungan.
  • Penyakit yang diderita oleh ibu hamil. Kamu mungkin bisa mengalami hal ini jika selagi hamil menderita masalah kesehatan tertentu seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, terutama yang tidak dikontrol dengan baik. Sebagai contoh, jika Anda menderita tekanan darah tinggi dan tidak terkontrol, maka kondisi itu bisa memicu “preeklampsia”. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko Anda melahirkan bayi tanpa nyawa.
  • Infeksi. Jenis infeksi yang paling sering menyebabkan janin meninggal dalam kandungan adalah infeksi bakteri. Jika Anda terinfeksi bakteri, maka kuman tersebut bisa berjalan dari vagina ke rahim lalu menginfeksi janin. Infeksi bakteri yang terjadi antara 24 dan 27 minggu kehamilan dapat menyebabkan janin meninggal dalam kandungan.
  • Tali pusar tidak normal. Contoh tali pusar yang tidak normal yaitu tali pusar yang melilit di leher bayi atau terpuntir. Kondisi ini bisa memotong pasokan oksigen ke bayi.
  • Cacat Lahir. Gangguan kromosom bisa menyebabkan birth defect atau dikenal dengan istilah cacat lahir (struktur tubuh janin yang tidak normal atau mengalami cacat berat). Selain itu, cacat lahir juga bisa disebabkan oleh faktor lingkungan, genetik, atau hal lain yang tidak diketahui dengan jelas.
Selain kondisi di atas, terdapat faktor yang bisa meningkatkan risiko kamu mengalami stillbirth, salah satunya adalah jika kamu hamil di atas usia 35 tahun. Kamu akan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan jika hamil di usia itu. Mengingat tidak semua kasus stillbirth dapat diketahui penyebabnya, maka hal sama berlaku pula untuk pencegahannya. Berikut beberapa pencegahan yang bisa kamu lakukan:
  • Menjalani gaya hidup sehat seperti mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang, terbebas dari asap rokok, minuman beralkohol serta obat-obatan terlarang.
  • Pastikan kamu memiliki berat badan yang sehat sebelum merencanakan kehamilan.
  • Cobalah untuk memerhatikan pergerakan janin dimulai pada minggu ke-26 hingga ke-28 masa kehamilan. Catat seberapa sering janin bergerak tiap harinya. Mengetahui ritme pergerakan janin bisa memudahkanmu untuk mendeteksi atau sedikit waspada jika tiba-tiba Si Kecil tidak bergerak begitu aktif seperti biasanya.
  • Rutinlah memeriksakan kandungan ke dokter. Selagi memeriksakan kandungan, beri tahu dokter segala keluhan yang kamu alami.
Jika kamu sudah melakukan pencegahan dan kamu tetap mengalami kondisi ini, maka janinmu yang sudah tak bernyawa harus tetap dilahirkan. Janini bisa dilahirkan hingga menunggu waktunya tiba atau mempercepatnya dengan melakukan induksi. Jalan operasi caesar mungkin bisa ditempuh jika kesehatanmu terancam. Meski begitu, proses melahirkan lewat jalur ini jarang dilakukan.

Tidak ada komentar: